Dosa

Aku mengidolakan Yesus.
Yeah, mungkin itu sudah seharusnya, tapi apa yang pertama kali membuatku sangat tergila-gila padaNya (bukan dalam artian yang dangkal) bukan sisi keilahianNya.
Meskipun Ia adalah Putra Bapa, seperti yang selalu aku yakini, Dia begitu...manusiawi. Tentu saja. Ada tertulis kalau Dia memang manusia.

Tapi ini hanya pengantar. Apa yang akan aku tulis bukan tentang Dia (of course). Aku tidak memiliki bekal perikop ataupun pengetahuan agama yang cukup untuk menggambarkanNya dengan tepat. 
Satu hal yang selalu terngiang di telingaku adalah Yesus benar-benar manusia, kecuali dalam hal dosa.

Dosa.

Aku akan menjadi pendosa yang paling berdosa kalo aku mengaku bahwa aku tidak pernah melakukan dosa, itu kan dosa!
Dosa memiliki banyak definisi, dari berbagai sudut pandang. Sudut pandang yang selama ini ditanamkan - well, aku yang mau juga - padaku adalah suatu perbuatan yang semakin menjauhkan aku - manusia - dari apa yang kusebut sebagai Tuhan.

Aku melakukan banyak dosa, tentu saja, seperti kamu semua yang membaca tulisan ini (jangan tipu diri sendiri). Untukku, dosa yang paling berat adalah ketika aku melibatkan orang lain yang aku sayangi ikut terlibat dalam perbuatan dosaku; entah aku menyakiti, mengajak orang itu terlibat dalam perbuatanku, atau bahkan hanya menjadi saksi akan perbuatan dosaku. Dosa itu menjauhkan ku dari Tuhan yang aku yakini ada dan orang-orang yang aku sayangi.

Aku benci perbuatan dosaku, tetapi aku juga bersyukur bahwa dosa itu ada. Bukan berarti aku mengidolakan perbuatan berdosa, tentu tidak. Aku, seperti manusia lain, yang aku percaya pada dasarnya baik, berusaha sekuat tenaga untuk menjauhkan diri dari godaan dosa (yang sepertinya jauh lebih nikmat daripada perbuatan yang seharusnya).

Dosa menjauhkan aku dari Tuhanku - yang membuatku semakin menyadari bahwa Dia menungguku untuk selalu dekat padaNya. Dosa menjauhkanku dari orang-orang yang aku sayangi - yang membuatku akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak melukai orang di sekitarku dan diriku sendiri. Dosa membuatku kehilangan kendali diri - yang membuatku belajar untuk lebih mengenal lebih jauh seperti apakah pribadiku ini. Dosa membuatku merasakan kenikmatan yang terlarang - yang akan semakin membuatku mawas diri untuk mengambil setiap tindakan.
Dosa membuat segalanya menjadi mungkin - yang membuat aku yakin bahwa semua itu mungkin, tapi selalu ada celah dari setiap kemungkinan - bahkan kau bisa mengelabuhi dosa bila kau cukup kuat untuk melakukan itu.
Tanpa dosa, kau bahkan tidak akan mengenal kata refleksi dan tidak akan pernah benar-benar melihat ke dalam dirimu sendiri.

Kata kuncinya adalah pilihan.

Dan aku memilih untuk tidak menyalahkan dosa atas semua kemalangan dan ketidakberuntungan yang aku alami.
Bahkan aku memilih untuk tidak menyalahkan apapun - atau siapapun.
Aku memilih untuk menjalani semuanya dengan berani.
Jika dosa ada untuk menjauhkan aku dari segalanya, maka aku akan menemukan cara untuk mendekatkan diri pada segalanya.
 
(*tulisan ini sentimental, bukan untuk konsumsi otak.)

(repost fb's note;  20 November 2010, 21:19)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Menengok Rumput Tetangga

Graduated

Graduate Student