Postingan

Menampilkan postingan dengan label travel

Peretas Warisan

Gambar
Sometimes we never value a moment until it becomes a memory.  Karena waktu tak pernah berjalan mundur dan manusia tak mampu dengan mudah memutar rekaman memori yang telah lama lalu, mulai pada abad ke 15 dirintislah penemuan brilian bernama kamera. Piranti peretas memori yang memposisikan diri di ambang batas antara kenangan dan kekinian. Perekam ingatan akan jalan yang telah ditempuh, lautan yang terseberangi, kota yang dilalui, langit yang ditengadahi,  kawan yang disambangi, serta cita dan cinta yang teraih. Kamera menyimpan banyak rahasia dan menguak banyak perkara. Fungsinya penting, sekaligus menghibur. Entah di tangan fotografer ahli atau amatiran, empunya kamera melaksanakan fungsi penting, yaitu meninggalkan sebuah warisan, a legacy . Warisan ingatan akan sebuah peristiwa yang layak dikenang kembali. Ketika mata hati menjejakkan langkahnya yang pertama, ketika dua negara yang bertikai melakukan gencatan senjata, bahkan saat manusia menjejakkan kaki di planet l...

Perjalanan

Gambar
Kata Anthony Robbins, " the only impossible journey is the one you never begin. " Merenungi kata-kata ini, aku bertanya-tanya mengapa statistik dari BPS ini bisa terjadi: di tahun 2010, dari jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 234 juta ini, hanya ada sekitar 8,4 juta orang yang bepergian ke luar negeri menggunakan kendaraan pesawat. Sesaat aku berpikir, traveling sangat tidak populer di negara ini. Why oh why? Rasanya hanya beberapa saat yang lalu ada yang menanyakan, "Mengapa kamu yang perempuan ini harus pergi sejauh itu? Tidakkah kau merasa kasihan pada ibumu? ayahmu? saudaramu yang kau tinggalkan?" Dalam hati aku menjawab, "Mengapa tidak?" Lebih tak tega lagi aku menjadikan keluargaku penghambat mimpi-mimpiku, karena keluargaku mengerti dan tahu pasti apa yang ingin dan mampu aku tempuh. Pertanyaan berlanjut ke "Kalau ada apa-apa gimana?" Untuk itu sang legenda Bob Marley angkat suara membantuku menjawab “ Though the road's been ...

Flashback Au Pair, Setelah Ini

Satu tahun di Jerman pastinya banyak sekali pengalaman yang aku dapat. Sebenarnya sih gatel gitu pengen cerita-cerita ke semuanya, tapi kok ya...hmm..karena satu dan lain hal bloggingnya agak macet gitu. Nah, setelah ini, aku berjanji (pada diri sendiri) bakalan merapikan jurnal dan menuangkannya dalam tulisan yang lebih rapi dan layak baca. Tagihlah kalau tidak segera terealisasi. Aku akan senang dengan tagihannya. Haha... Di Jerman sudah musim panas lagi, sama seperti musim kedatanganku tahun lalu. Jadi lebih enak nih nulisnya, pengalamanku akan aku tulis sesuai kronologi musim. Semoga menjadi tulisan yang menginspirasi nantinya. Semangat!

Sebelum Menjadi Au Pair 3: Mengurus Visa Au Pair

Udah ketemu keluarga yang "klop"? Udah bikin paspor? Surat undangan dari keluarganya udah datang? Udah tes bahasa di Goethe Institut? Berarti, tahap selanjutnya adalah mengurus visa au pair! Visa adalah izin masuk dan/atau tinggal di negara lain. Mengurus visa, untuk pergi ke negara manapun tujuan Anda, sifatnya gampang-gampang susah. Asal semua persyaratan lengkap, niscaya proses akan berjalan tanpa hambatan. Namun bila ada dokumen yang kurang, ditambah pertemuan dengan pegawai kedutaan yang lagi PMS...errr...* ndak usah dibayangin. Di sini aku mau cerita pengalamanku mengurus visa Au Pair di kedutaan Jerman. Sekali lagi, tulisan ini spesifik mengenai pembuatan Visa Au Pair di kedutaan Jerman. Menurutku pengalamanku cukup menarik karena, seperti biasa, aku melakukan beberapa kebodohan yang mempersulit diri sendiri saat mengurus visa. Jadi sekali lagi, belajarlah dari kebodohanku dan perhatikan catatan-catatan yang aku buat. Niscaya, jalan Anda mengurus visa a...

Sebelum menjadi Au Pair 2: Kenali dan Buatlah Kartu Tanda Penduduk Bumi – Paspor

Tahukah kamu ada berapa negara di planet Bumi ini? Terdapat 193 negara yang tergabung dalam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), namun ada beberapa negara kecil seperti Vatikan dan Kosovo yang tidak tergabung di dalamnya. Beberapa sumber menyebutkan ada 195 negara merdeka di dunia, beberapa sumber menyebutkan ada 196. Menurut hemat saya...yah..pokoknya sekitar 190-an lah :P Untuk berkelana dari satu negara ke negara lain, dibutuhkan sebuah benda yang sifatnya wajib dan tak tergantikan. Adalah namanya – PASPOR. Untuk beberapa pihak, mungkin paspor adalah hal remeh dan sifatnya "halah semua orang juga tahu." Namun pada kenyataanya, jumlah orang yang tidak mengetahui bagaimana, mengapa, dan dimana orang membuat paspor jauh lebih banyak dari orang yang tahu.  Ilustrasi kecil ini adalah buktinya: Berdasarkan survey kependudukan BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2010, tercatat bahwa penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa. Pada survey lalu lintas pe...

Keluarga Baru – Keluarga Jerman

“Herzlich Ajeng Wilkommen!” adalah kalimat yang tertulis di poster buatan sendiri oleh anak-anak di keluarga yang akan aku tinggali di Jerman. Sambutannya begitu hangat! Karena satu dan lain hal, sayangnya aku tidak bisa menyebutkan nama anggota keluarga tempat aku tinggal. Karena itu mulai dari sini, aku akan menggunakan istilah Mami, Papi, si Sulung, dan si Bungsu. Jadi, Mami dan si Bungsu menjemputku di bandara Frankfurt. Mami sangat cantik, terlihat lebih muda dari umurnya yang sebenarnya. Si Bungsu adalah gadis kecil yang sangat manis. Matanya cerah, ceria, bulat, dan jernih. Keduanya berambut pirang indah. Walaupun sudah berkorespondensi lama dengan Mami, tapi hari itu, 27 Juli 2013 adalah pertama kalinya kami bertatap muka secara langsung. Kesan pertama sangat menyenangkan :) Kesan kedua, di parkiran, begitu mencengangkan. Secara aku bukan orang kaya gitu ya, jadi kalau tiba-tiba dijemput di bandara menggunakan mobil Mercy AvantGrade...

Terbang - dari Boyolali ke Jerman

Sebelum lupa detil persiapan dan perjalanan ke Jerman, mending ditulis dulu aja kali ya. Jadi, pada tanggal 26 Juli 2013, aku memulai perjalanan dari Boyolali menuju Dipperz, sebuah kota kecil di negara bagian Hessen, Jerman. Rutenya adalah Boyolali-Yogyakarta-Jakarta-Doha-Frankfurt am Main-Dipperz. Seharusnya aku berangkat tanggal 22 Juli, tapi karena ada kepentingan keluarga yang mendesak, maka terpaksa harus diundur. Seperti biasa, bukan aku namanya kalo perjalanannya woles dan smooth...pasti adaaaaaa aja masalah. Masalah pertama adalah mengenai tiket. Beberapa bulan sebelumnya, aku sudah menyediakan uang untuk membeli tiket CGK-FRA (Jakarta-Frankfurt am Main). Tapi tentu saja, ada banyak hal terjadi dalam keluarga yang membuatku harus menunda-nunda beli tiket sampe akhirnya nyaris defisit saat tiba waktunya membayar tiket. Sebelumnya aku bisa mendapatkan tiket Etihad airlines seharga 580an dolar AS (ini sekitar 3 bulan sebelum tanggal kebera...

Sebelum menjadi Au Pair

Tulisan di blog ini sebelumnya mengulas mengenai apa itu Au Pair dan perbandingannya dengan program atau profesi lain yang seringkali sulit dibedakan dari Au Pair itu sendiri. Mulai dari tulisan ini selanjutnya, aku akan bercerita mengenai seluruh pengalamanku sebelum dan selama (dan setelahnya, semoga) aku menjadi Au Pair di Jerman. Pertama-tama, aku ingin bercerita mengenai persiapanku sebelum menjadi Au Pair. 1. Mencari Host Family (Gastfamilie) Website ini berjasa mempertemukanku dengan keluarga yang menampung aku saat ini: www.aupair-world.net . Aktivis internet pastinya tahu, dong, bagaimana cara membuat profil dan “menjual diri” di internet. Website yang aku sebutkan sebelumnya adalah wadah bagi keluarga-keluarga pencari Au Pair dan calon-calon Au Pair untuk saling menemukan satu sama lain. Saranku: jangan mudah tertipu dan telitilah memilih keluarga. Karena bagaimanapun juga, nantinya kalian akan tinggal bersama sebagai sebuah keluarga....