Perjalanan

Kata Anthony Robbins, "the only impossible journey is the one you never begin." Merenungi kata-kata ini, aku bertanya-tanya mengapa statistik dari BPS ini bisa terjadi: di tahun 2010, dari jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 234 juta ini, hanya ada sekitar 8,4 juta orang yang bepergian ke luar negeri menggunakan kendaraan pesawat. Sesaat aku berpikir, traveling sangat tidak populer di negara ini. Why oh why? Rasanya hanya beberapa saat yang lalu ada yang menanyakan, "Mengapa kamu yang perempuan ini harus pergi sejauh itu? Tidakkah kau merasa kasihan pada ibumu? ayahmu? saudaramu yang kau tinggalkan?" Dalam hati aku menjawab, "Mengapa tidak?" Lebih tak tega lagi aku menjadikan keluargaku penghambat mimpi-mimpiku, karena keluargaku mengerti dan tahu pasti apa yang ingin dan mampu aku tempuh. Pertanyaan berlanjut ke "Kalau ada apa-apa gimana?" Untuk itu sang legenda Bob Marley angkat suara membantuku menjawab “Though the road's been rocky it sure feels good to me.” Tantangan adalah bumbu perjalanan. Guru Lao Tzu menekankan bahwa "a journey of a thousand miles must begin with a single step." Apabila perasaan takut akan hal baru itu terus didengarkan, bahkan selangkah pun aku tak akan mampu melangkah. Bukankah "life begins at the end of your comfort zone"? Tak akan ku bisa bercerita tentang suku pedalaman di Davao di Filipina, saat aku tersesat sendirian saat tengah malam di Berlin di Jerman yang asing; terperangah tak mampu membeli apa pun di kota jetset Zurich di Swiss; terpanggang di musim panas di tengah lautan manusia Paris, Perancis, jika aku tak menjejakkan kakiku keluar. Di titik itu, pertanyaan "kenapa" bahkan tak lagi relevan. "Adventure is worthwhile," kata Aristoteles. 

Tambah lagi, sebuah perjalanan menantang, mengajari, dan pada akhirnya mengubah seseorang. Mendengar cerita pengalaman kawan seperjalanan yang telah mencapai puncak tertinggi di dunia, menyelam palung lautan terdalam dan terbang melintasi samudra terluas adalah saat-saat pembelajaran berharga yang tak dapat tergantikan buku teks manapun. Berbagi kisah sejarah manusia dari berbagai budaya, kondisi politik daerah asal, perkembangan perekonomian pangsa asing langsung dari sumbernya, what could be better than that? “No man ever steps in the same river twice, for it's not the same river and he's not the same man," kata Heraclitus. Perjalanan mengubah cara pandang seseorang, mengolah, dan mematangkan kepribadiannya. Tak perlu hal besar. Aku berenang lebih baik setelah snorkling di Bunaken, Sulawesi; berlatih lebih ahli mengendarai motor di jalanan di Sandai, Kalimantan; belajar bertani di Sawangan, Jawa Tengah, dan tentu saja, menjadi manusia berbudaya di Yogyakarta. “You take people, you put them on a journey, you give them peril, you find out who they really are," Joss Whedon said. Seperti Frodo di perjalanannya mencari cincin, "not all those who wander are lost." Justru sebaliknya, karena hanya dengan menempuh sebuah perjalananlah, aku percaya, aku mampu menemukan diriku sendiri.
Travel is fatal to prejudice, bigotry, and narrow-mindedness, and many of our people need it sorely on these accounts. Broad, wholesome, charitable views of men and things cannot be acquired by vegetating in one little corner of the earth all one's lifetime. 

- Mark Twain-




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Menengok Rumput Tetangga

Graduated

Graduate Student