Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Aku dan Kakakku 1

Aku anak bungsu dari 3 bersaudara, kedua kakakku laki-laki. Yang ingin aku ceritakan di sini adalah kakak pertamaku. Ada kurang lebih beberapa puluh alasan kenapa aku ingin menulis tentang dia. Sekali lagi, tentang dia. Ini bukan cerita tentang aku. Karena banyaknya hal yang ingin aku ceritakan, mustahil menyelesaikannya hanya dalam satu post  saja. Anggap saja ini sebuah memoir bersambung yang entah kapan akan berakhir, karena aku sendiri tak tahu batasan cerita ini. Saat aku berusaha mengingat-ingat lagi, kenangan tentangnya berawal dari genting rumahku. Dalam bayanganku, umurku baru empat tahun. Entah kenapa, itulah ingatan tertua yang mampu aku ingat tentang betapa uniknya kakakku ini. Waktu itu aku belum mengerti dan menganggap kebiasaan kakakku yang suka memanjat tempat-tempat yang tinggi itu sangat lucu. Waktu itu aku juga belum bisa bicara, jadi aku berpikir wajar saja kalau kakakku itu juga tidak berbicara apapun padaku, meskipun orang-orang dewasa di sekitarku selalu

The Burglar

Sir, oh, Sir, call my name the Misery. For I only have a single old can, to wait for you tickle it with a penny simply to show me that you’re gentleman. Sir, oh, Sir, call my name Honesty. For I’ve tasted salty, dusty breads and cups of withered, bitter coffee and tea, sleep under black sky and above white sand, without stole them secret from your pocket. Sir, no, Sir, don’t call my name the Hopeless. For I’ve always seen the Fortune bucket down on my upcoming future fortress. Sir, though I have nothing to beam my life, yet I own a big dream to gleam my life.

Chatting about Color with an Imaginary Sightless Friend

I watched a movie in my German class some days ago. It’s a German movie entitled Erbsen auf halb 6 . It’s a movie about a blind man and a blind woman who are in love. The man is blind because of a car accident and the woman is blind since the time she was born. It is a fancy love story. Unfortunately, since I’m not a big fan of drama and romantic movie, for me the plot is not quite attractive. Yet, I should say that the background and the idea of the story are quite amazing. The most interesting thing happened after the class. My teacher took a scene, on which the man described a color to the woman. The man experiences “seeing things,” unlike the woman who has zero visual experience. The woman asked the man to describe gelb – yellow, and his answer was “ sonnenwarme Steine ” –a stone burnt by the warmth of sunlight. After that, we –the students who watched the movie- were asked to describe some colors, as if we explained it to a blind person. We need to keep in mind that we shoul

Buat Rambo

Gambar
Rambo. Mboo.... Rambo warnanya putih...semburat coklat muda atau krem ada di beberapa bagian tubuhnya. Rambo itu unik...dia tidak punya ekor, tapi ketika sedang gembira, sebagai ganti ekor, pantatnya bergoyang-goyang lucu sekali. Rambo itu lucu...cara tidurnya tengkurap seperti posisi Superman sedang terbang, memperlihatkan telapak kaki belakangnya ke atas. Rambo itu pintar...dia mengambil bola yang aku lempar dan mengembalikannya kepadaku dengan riang. Rambo itu menggemaskan...ketika dimarahi, dia akan otomatis tiarap dan menggonggong sekuat tenaga, padahal suara itu bukannya mengerikan, malah sangat lucu. Rambo itu mempesona...siapa yang tidak akan bilang dia lucu, cakep, ganteng, imut, dan sebagainya? Rambo itu masih sangat kecil, ketika kami teledor dan terlambat memberinya vaksin untuk parvo. Rambo berumur 4 bulan 20 hari ketika dia menutup mata untuk selamanya. Singkat. Sangaaaaaaatt singkat...tapi kebahagiaan yang diberikannya sangaaatttt besar. Mboo.

Reserved (?) Seat, Is It (?)

Gambar
Beberapa minggu yang lalu aku mengalami sebuah kecelakaan motor kecil. Kecil, karena tidak ada kerusakan parah atau permanen yang diakibatkan oleh kecelakaan itu (walaupun aku masih penasaran kenapa rasa sakit di bahu kananku tidak kunjung hilang). Aku orang yang cukup "bandel," sedikit mengenal trauma yang diakibatkan oleh jatuh atau terluka karena sesuatu. Aku juga cukup familiar dengan rasa sakit yang membuatku bisa bertahan dalam kondisi yang...yaah...bisa dibilang "cuma tergores." Namun, ada satu yang tidak bisa aku tahan: sakit pikiran. Ingat, ini bukan sakit hati, tapi "sakit pikiran." Sakit pikiranku berkaitan dengan kejadian yang kualami setelah aku kecelakaan. Dua hari setelah kecelakaan, aku berencana untuk pulang ke rumah. Jadi dari Jogja, aku naik kereta Prameks sampai Purwosari lalu ganti bus arah Semarang di halte Kerten. Rute biasaku kalau pulang, lah... Kereta penuh..., biasa. Aku tidak mendapat tempat duduk..., biasa juga. Yang

Independent Muse

Gambar
Today's word is "MUSE" muse (verb) 1  [transitive] to say something in a way that shows you are thinking about it carefully : 'Somewhere,' he mused, 'I've heard your name before.' 2  [intransitive] to think about something for a long time muse on/over/about/upon He mused on how different his life would have been, had he not met Louisa. —musing noun  [uncountable and countable] her gloomy musings —musingly adverb muse  [countable] 1 someone's muse is the force or person that makes them want to write, paint, or make music, and helps them to have good ideas  [= inspiration] : Rossetti's wife and creative muse 2 also   Muse one of the nine ancient Greek goddesses who each represented a particular art or science : the Muse of History http://www.ldoceonline.com/dictionary/muse_1   Berhubung aku berencana keluar rumah tapi tiba-tiba alam melarang kepergianku, lebih baik aku mengisi wa