Dia
Dalam kitab suci yang kuyakini tertulis kalimat problematis "berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya." Problematis karena kalimat tersebut bertentangan dengan prinsip "jangan percaya sebelum kau melihat" dalam riset ilmu pengetahuan. Lalu mengapa Dia mengutus sang penulis kitab mencantumkan kata-kata itu? Lagi dan lagi, Dia memang Maha dalam segala hal, pun menjadi teka-teki juga Dia sempurna. Ke-maha-an teka-tekiNya menyiksa keterbatasan pemahaman manusiawiku setiap waktu. Ratusan kali aku bertanya di saat kecewa menggempurku, benarkah Dia ada. Jikalau iya, mengapa orang-orang terbunuh dalam perang? Mengapa alam tertindas? Mengapa jalanku terjal bak karang? Saat demikian, tak jarang kusebut namaNya bukan dalam syukur namun dalam umpat. Mengapa Dia tak terlihat? Mengapa mengapa ada? Kala itu angin berhembus kencang. Tanah basah di jalanan gunung sepi itu. Aku tersungkur mencium aspal. Untuk beberapa saat kesadaranku hilang. Sepeda motorku tergolek s...