Bapak
"Sol sepatuku mangap. Dibilang buaya lapar sama teman-teman." Dia tak bereaksi, masih memandang lurus ke TV hitam putih, acara Dunia Dalam Berita yang wajib ditontonnya setiap hari. Aku tertunduk sedih. Meletakkan sepatu laparku di lantai, lalu pergi keluar, ikutan bermain kasti bersama anak-anak tetangga. Esok paginya, kutemukan sepatuku mengganjal meja dengan posisi ganjil. Kuambil sepatu itu, kukenakan tanpa kata-kata. Sepatuku tak lagi lapar, dia sudah makan selai nanas. Lem castol. Tanpa sepatah katapun, aku membonceng sepeda yang dikayuhnya, ke sekolah yang berjarak 3 km. Dia mengayuh hanya untuk mengantarku, setelah itu kembalilah dia menelusuri jalan yang sama. Tempatnya mengajar hanya berjarak 100m dari rumah. "Bu Guru bilang kalau mau ikut lomba senam harus bayar seragam tujuh ribu lima ratus rupiah." Dia diam saja. Masih tenggelam dalam Dunia Dalam Berita. Aku tertunduk. Meninggalkan brosur lomba senam di meja. Lalu pergi keluar, hari ini agendanya bermai...