Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Hospital

It's been a while since last time I wrote things in English. Guess I should put more effort on it now, since I absolutely do not want my English skills to vanish. Hospital. It is not pleasurable to stay there, of course. As a patient. My 'hospitalized experiences' is more than needed, for a person as old as I am. I suppose. I used to grieve so much...now I tend not to care or think much about it. What can you see in a hospital? Sick patients. Exhausted doctors. Anxious families. Overworked cleaning services. Some dedicated some bored staffs. Angels. God of Death. All of the elements are deliberately or not, directly or not, related to life and death. The atmosphere inside is always unique. Mixed of happiness, sadness, hope, desperation, passion, anger, frustration, believing... As I lie down on a hospital bed, I am wondering. How many people died on this bed? How many people survived? How was the feeling of families crying by the bed? Were they losing hope? How could they s

Pahlawan

Setiap orang adalah pahlawan. Entah bagi orang lain ataupun bagi dirinya sendiri. Setiap orang adalah pahlawan. Mereka berjuang menolak untuk menyerah. Pahlawan bukanlah mereka yang memiliki kekuatan luar biasa dan menguasai dunia dengannya. Namun mereka yang berani menggunakan kelebihannya untuk berkorban.

Suhu Ketegaran

Akhirnya aku menemukan sesosok guru yang sesungguhnya. Dia tak membawa buku, pun tak menulis di papan tulis. Dia hanya tertawa, bermain, dan menikmati hidupnya tanpa sesal. Mengamati kesehariannya bagaikan membaca setumpuk kitab, bergulung-gulung sutra, dan segudang buku pengembangan diri.  Setiap pagi, dia bangun pagi lalu memasak; ala kadarnya. Nasi tak sampai seperiuk dan racikan daun yang kebetulan sedang tumbuh di kebun samping rumah. Disuguhkan masakannya bukan untuk dirinya, namun ayahnya yang terbaring lumpuh. Setelah menyuapi ayahnya, pergilah ia mengerjakan pekerjaannya yang utama hingga tengah hari. Seusai menyuapi makan siang untuk ayahnya, berangkatlah ia ke lokasi kerja sampingannya di pasar. Mengangkut barang-barang sambil bersiul-siul kecil. Jika beruntung, ia akan mendapat roti sisa, dibawanya roti itu pulang, dan membaginya dengan ayahnya. Tatkala malam tiba, ia membaca buku diterangi lampu minyak tak seberapa terang. Ia menolak kebodohan dan ketidaktahuan. Orang bert

Peretas Warisan

Gambar
Sometimes we never value a moment until it becomes a memory.  Karena waktu tak pernah berjalan mundur dan manusia tak mampu dengan mudah memutar rekaman memori yang telah lama lalu, mulai pada abad ke 15 dirintislah penemuan brilian bernama kamera. Piranti peretas memori yang memposisikan diri di ambang batas antara kenangan dan kekinian. Perekam ingatan akan jalan yang telah ditempuh, lautan yang terseberangi, kota yang dilalui, langit yang ditengadahi,  kawan yang disambangi, serta cita dan cinta yang teraih. Kamera menyimpan banyak rahasia dan menguak banyak perkara. Fungsinya penting, sekaligus menghibur. Entah di tangan fotografer ahli atau amatiran, empunya kamera melaksanakan fungsi penting, yaitu meninggalkan sebuah warisan, a legacy . Warisan ingatan akan sebuah peristiwa yang layak dikenang kembali. Ketika mata hati menjejakkan langkahnya yang pertama, ketika dua negara yang bertikai melakukan gencatan senjata, bahkan saat manusia menjejakkan kaki di planet lain; kame

Aku dan Kakakku 3 - Intermezzo

Gambar
Andaikan lampu Aladin itu nyata, satu hal yang kuminta pada jin adalah masuk ke dalam pikiranmu. Agar aku mampu menyelami, dunia seperti apa yang kau lihat. Terpenjarakah kau di jeruji autisme itu atau terbebaskankah kau jauh dari penat dunia nyata? Tenggelamkah kau di duniamu itu? Atau terbangkah kau membawa mainan favoritmu? Andaikan jin itu memberiku tiga permohonan untuk kuminta, pinta keduaku adalah supaya kau mampu berbahasa dan sebut namaku. Entah saat aku menyuapimu, memandikanmu, atau memutar musik kesukaanmu. Mengatakan padaku bahwa aku ini adikmu, memarahiku karena keterlaluanku tingkahku padamu, atau menggodaku usil saat ada pemuda datang mengencaniku. Permohonan terakhir pada jin akan kuhabiskan untuk membuatmu mengerti kata-kataku.  Wahai jin, buatlah kakakku mengerti ucapku, hanya dua patah kata. Untuk kakakku, mengertilah kata maaf dan terima kasih. Maaf atas tak sabarku dan kesewenang-wenanganku padamu. Dan terima kasih karena telah menjadi kakakku yang mengajar

Aku Kecil

Gambar
Bagiku, tak ada penjabaran masa kanak-kanak yang lebih baik dari puisi Edna St. Vincent Milley, " Childhood is the Kingdom Where Nobody Dies ." Secara ajaib, anak-anak memberi kehidupan pada sembarang yang tertangkap matanya, tak mengenal kematian. Masa kecilku pun begitu magis. Aku membentuk dua sosok kawan dari udara, nama mereka Atin dan Aton. Mereka selalu bertengkar, Atin mendorongku melakukan hal-hal baik, sedang Aton adalah sosok yang nakal. Mereka selalu bersamaku. Setiap pagi saat bangun tidur, saat ibu membangunkan aku untuk pergi ke taman kanak-kanak, Atin mendukung ibu dan Aton memaksaku tidur kembali. Jangan salah, tak selamanya Atin menang. Terkadang aku lebih mendengarkan Aton, karena apa yang disarankannya selalu asyik dilakukan. Seperti jajan permen tak sehat yang bisa mewarnai mulut sampai dimarahi Bu Pur, guru TK ku, atau memukul kawan sepermainanku saat mereka tak meminjamiku mobil-mobil  hot wheels mereka yang baru. " Tomorrow, or even the day after

Perjalanan

Gambar
Kata Anthony Robbins, " the only impossible journey is the one you never begin. " Merenungi kata-kata ini, aku bertanya-tanya mengapa statistik dari BPS ini bisa terjadi: di tahun 2010, dari jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 234 juta ini, hanya ada sekitar 8,4 juta orang yang bepergian ke luar negeri menggunakan kendaraan pesawat. Sesaat aku berpikir, traveling sangat tidak populer di negara ini. Why oh why? Rasanya hanya beberapa saat yang lalu ada yang menanyakan, "Mengapa kamu yang perempuan ini harus pergi sejauh itu? Tidakkah kau merasa kasihan pada ibumu? ayahmu? saudaramu yang kau tinggalkan?" Dalam hati aku menjawab, "Mengapa tidak?" Lebih tak tega lagi aku menjadikan keluargaku penghambat mimpi-mimpiku, karena keluargaku mengerti dan tahu pasti apa yang ingin dan mampu aku tempuh. Pertanyaan berlanjut ke "Kalau ada apa-apa gimana?" Untuk itu sang legenda Bob Marley angkat suara membantuku menjawab “ Though the road's been

Oase

Gambar
Cukup ruang itu oase kecilku, kamar kos nyaman berharga tak seberapa dibandingkan saingannya. Yang penting, bisalah ruang itu mewadahi obsesiku pada tidur, dedikasiku menjadi juara membaca dunia, dan cita-citaku menjadi penyanyi papan atas.  Cukup kamar itulah oaseku. Berbau kertas dan buku-buku usang, dihiasi ketakteraturan hasil kepasrahanku.  Tempat saksi tetesan keringat dan air mataku, semburan tawaku, dan peserta dalam babak perjuanganku menjadi sekarang.

Es Krim

Sesuatu akan terasa istimewa tatkala kita jarang mendapatkannya. Seperti es krim. Mulai dari 20 tahun yang lalu, es krim adalah hal ultra istimewa d keluargaku. Bagaimana tidak, dulu keluarga kami hanya mampu makan es krim 5 kali dalam setahun. Ada 5 anggota keluarga, masing-masing memiliki 1 kali hari ulang tahun. Karenanya, kami mengistimewakan hari ulang tahun tiap anggota keluarga dengan makan es krim. Es krim cup merk ternama berharga termurah didampingi dengan nasi kuning atau nasi goreng agak istimewa; dengan ayam goreng yang banyak. Sama sekali bukan paduan tepat memang, tapi harmonisasi yang dihasilkan di tengah-tengah keluargaku sangat luar biasa. Es krim menjadi lambang syukur dan kesegarannya begitu menghangatkan. Hingga kini, kegemaran keluargaku akan es krim tak surut. Tentu saja kini kami bisa makan es krim kapan pun kami mau. Tapi, hari wajib makan es krim 5 tahun sekali selalulah dinanti-nanti. Kini yang kami nanti juga kesempatan mencoba es krim-es krim rasa baru, ber

Kepada senyum

Senyum kepada yang bersusah hati memberikan penghiburan Senyum kepada yang terkecewakan menawarkan pengharapan Senyum kepada yang patah hati menyokong ketabahan Senyum kepada yang tertindas membangkitkan keberanian Senyum kepada yang kecil hati menimbulkan percaya diri Senyum kepada yang kebingungan menggugah keyakinan Senyum kepada yang cemburu memadamkan amarah Senyum melipatgandakan kebahagian Senyum mendalamkan keharuan Senyum mengabsahkan rasa syukur Senyum memperkuat persaudaraan Senyum mempertebal iman Senyum adalah lengkungan yang meluruskan