Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Keluarga Baru – Keluarga Jerman

“Herzlich Ajeng Wilkommen!” adalah kalimat yang tertulis di poster buatan sendiri oleh anak-anak di keluarga yang akan aku tinggali di Jerman. Sambutannya begitu hangat! Karena satu dan lain hal, sayangnya aku tidak bisa menyebutkan nama anggota keluarga tempat aku tinggal. Karena itu mulai dari sini, aku akan menggunakan istilah Mami, Papi, si Sulung, dan si Bungsu. Jadi, Mami dan si Bungsu menjemputku di bandara Frankfurt. Mami sangat cantik, terlihat lebih muda dari umurnya yang sebenarnya. Si Bungsu adalah gadis kecil yang sangat manis. Matanya cerah, ceria, bulat, dan jernih. Keduanya berambut pirang indah. Walaupun sudah berkorespondensi lama dengan Mami, tapi hari itu, 27 Juli 2013 adalah pertama kalinya kami bertatap muka secara langsung. Kesan pertama sangat menyenangkan :) Kesan kedua, di parkiran, begitu mencengangkan. Secara aku bukan orang kaya gitu ya, jadi kalau tiba-tiba dijemput di bandara menggunakan mobil Mercy AvantGrade

Terbang - dari Boyolali ke Jerman

Sebelum lupa detil persiapan dan perjalanan ke Jerman, mending ditulis dulu aja kali ya. Jadi, pada tanggal 26 Juli 2013, aku memulai perjalanan dari Boyolali menuju Dipperz, sebuah kota kecil di negara bagian Hessen, Jerman. Rutenya adalah Boyolali-Yogyakarta-Jakarta-Doha-Frankfurt am Main-Dipperz. Seharusnya aku berangkat tanggal 22 Juli, tapi karena ada kepentingan keluarga yang mendesak, maka terpaksa harus diundur. Seperti biasa, bukan aku namanya kalo perjalanannya woles dan smooth...pasti adaaaaaa aja masalah. Masalah pertama adalah mengenai tiket. Beberapa bulan sebelumnya, aku sudah menyediakan uang untuk membeli tiket CGK-FRA (Jakarta-Frankfurt am Main). Tapi tentu saja, ada banyak hal terjadi dalam keluarga yang membuatku harus menunda-nunda beli tiket sampe akhirnya nyaris defisit saat tiba waktunya membayar tiket. Sebelumnya aku bisa mendapatkan tiket Etihad airlines seharga 580an dolar AS (ini sekitar 3 bulan sebelum tanggal kebera

Sebelum menjadi Au Pair

Tulisan di blog ini sebelumnya mengulas mengenai apa itu Au Pair dan perbandingannya dengan program atau profesi lain yang seringkali sulit dibedakan dari Au Pair itu sendiri. Mulai dari tulisan ini selanjutnya, aku akan bercerita mengenai seluruh pengalamanku sebelum dan selama (dan setelahnya, semoga) aku menjadi Au Pair di Jerman. Pertama-tama, aku ingin bercerita mengenai persiapanku sebelum menjadi Au Pair. 1. Mencari Host Family (Gastfamilie) Website ini berjasa mempertemukanku dengan keluarga yang menampung aku saat ini: www.aupair-world.net . Aktivis internet pastinya tahu, dong, bagaimana cara membuat profil dan “menjual diri” di internet. Website yang aku sebutkan sebelumnya adalah wadah bagi keluarga-keluarga pencari Au Pair dan calon-calon Au Pair untuk saling menemukan satu sama lain. Saranku: jangan mudah tertipu dan telitilah memilih keluarga. Karena bagaimanapun juga, nantinya kalian akan tinggal bersama sebagai sebuah keluarga.